perilaku terkena HIV / AIDS
Masyarakat diharapkan tetap menjauhkan diri dari perilaku yang berisiko tertular virus HIV Aids. Karena jumlah penderita yang tertular virus ini semakin banyak dari waktu ke waktu termasuk di provinsi NTB. Himbauan ini kembali muncul menjelang peringatan hari Aids sedunia yang jatuh tanggal 1 Desember mendatang.“ HIV Aids masih menjadi fenomena gunung es. Dimana kasus yang muncul ke permukaan hanya sedikit dari realitas yang terjadi dilapangan. Masyarakat diharapkan memeriksakan dirinya ke klinik VTC atau klinik konseling dan tes sukarela yang tersebar dibeberapa rumah sakita dan puskemas,” kata anggota komisi IV DPRD NTB Dra Hj Endang Yulliati kepada Global FM Lombok di Mataram Kamis (17/11).
Komisi Perlindungan Aids (KPA) diharapkan secara optimal melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencegah penularangan virus HIV Aids kepada masyarakat. Pasalnya dari data yang ada, peningkatan kasus HIV Aids semakin tinggi dalam lima tahun terahir. Sampai Agustus lalu, jumlah penderita HIV Aids mencapai 494 orang , terdiri dari 261 orang penderita HIV dan 233 orang penderita AIDS.
“ Dari 233 penderita AIDS, sebanyak 129 orang (55 %) diantaranya telah meninggal dan sebanyak 104 orang atau (44%) lainnya masih hidup dalam kondisi memprihatinkan,” sebutnya.
Kegiatan sosialisasi serta kampanye untuk mencegah penularan virus HIV Aids juga harus tetap dilaksanakan. Dikalangan pelajar, kampanye terkait bahaya HIV bisa dilaksanakan dengan membentuk kelompok sebaya . Masyarakat harus menjauhi perilaku yang berisiko terkena virus HIV seperti melakukan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik .
Dari data yang ada pada KPA, kelompok umur 25-29 tahun yang paling banyak tertular HIV Aids yakni sebanyak 148 orang, kemudian usia 30-34 tahun sebanyak 117 orang dan usia 20-24 tahun sebanyak 92 orang. Bahkan KPA menemukan sebanyak 21 orang anak dan balita terindikasi mengidap virus HIV Aids.(ris)