Minggu, 11 Maret 2012

HIV gejala dan solusi penyembuhannya

 
 
 
 
 
 
 
]
 
HIV / AIDS
 
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. hiv hiv
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. hiv hiv hiv

hiv

Cara penularan HIV :

• Lewat cairan darah:
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV
Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan
Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah hiv hiv hiv hiv hiv
• Lewat cairan sperma dan cairan vagina :
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
• Lewat Air Susu Ibu :
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
AIDS tidak ditularkan melalui:
• Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
• Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
• Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
• Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
CARA PENCEGAHAN:
  1. Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka
  2. Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV)
  3. Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.
TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 – 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi.
Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah:
• Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
• Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
• Diare berkepanjangan (lebih dri satu bulan)
Sedangkan gejala-gejala tambahan berupa:
• Batuk berkepanjagan (lebih dari satu bulan)
• Kelainan kulit dan iritasi (gatal)
• Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
• Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.
Dalam penelitian Dr. Neil Solomon, dari 162 orang yang positif HIV dan mengkonsumsi tahitian noni , 55% di antaranya melaporkan hasil yang baik. Demlkian juga Dr. Neil Solomon menemukan dari 4.036 orang yang mengkonsumsi noni untuk membantu permasalahan imunitas mereka, 79% di antaranya memperlihatkan adanya penurunan terhadap gejala-gejala yang negatif.
Dosis penggunaan Noni: jumlah konsumsi rata-rata dari 55% responden yang mengalami kemajuan kesehatan yang positif untuk HIV adalah 105 cc setiap hari. Sedangkan 79% dari mereka yang secara rata-rata mengkonsumsi 105 cc jsetiap hari melaporkan hasH yang positif atas permasalahan imunitas mereka. hiv hiv hiv hiv hiv hiv hiv

Selasa, 06 Maret 2012

Kemuliaan Ibadah Sholat

Shalat memiliki kedudukan yang sangat mulia di dalam Islam, hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal sebagai berikut :


[1] Shalat adalah salah satu rukun Islam

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara : persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah dan berpuasa di bulan ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).


Shalat wajib yang lima waktu adalah salah satu ruku Islam yang lima. Bahkan rukun paling agung sesudah dua kalimat syahadat. Penetapannya berdasarkan al Qur’an, as Sunnah dan Ijma’. Barangsiapa menentangnya maka dia telah kafir (lihat Taisir al-’Allam I/81). Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Shalat adalah rukun Islam yang paling agung setelah syahadatain. Itulah ibadah yang apabila ditanggalkan oleh seorang insan karena sebab meremehkan dan malas maka dia menjadi kafir. Dan apabila dia menentang kewajibannya maka dia juga kafir meskipun dia melakukannya (shalat). Apabila dia mengerjakan shalat dan emngatakan : ‘Saya mengerjakan shalat lima waktu ini sebagai amalan sunnah (saja)’, maka dia berstatus kafir, meskipun dia juga melakukan shalat tersebut” (Shifat ash-Shalah, hal. 26).

[2] Menyia-nyiakan shalat menyebabkan masuk neraka
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan merasakan siksa pedih yang berlipat ganda (al ghayy) di neraka. Kecuali orang yang beriman, bertaubat dan beramal shalih..” (QS. Maryam : 59-60). Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma mengatakan “Bukanlah makna menyia-nyiakan shalat itu meninggalkan seluruhnya (tidak shalat sama sekali) akan tetapi maknanya mengakhirkan shalat dari waktu yang seharusnya.” Sa’id bin al-Musayyib rahimahullah -salah seorang Imam dari kalangan tabi’in- mengatakan, “Orang itu adalah orang yang tidak mengerjakan shalat zhuhur kecuali apabila waktu asahar telah tiba. Dan tidak mengerjakan shalat ashar kecuali apabila waktu maghrib telah tiba. Dan tidak mengerjakan shalat maghrib kecuali apabila waktu Isyak telah tiba. Dan tidak mengerjakan shalat Fajar kecuali apabila matahari telah terbit. Barangsiapa meninggal dalam keadaan seperti itu terus menerus dan belum bertaubat maka Allah mengancamnya dengan ghayy yaitu sebuah lembah di dalam neraka Jahannam yang sangat dalam dan mempunyai aroma yang sangat menjijikkan.” (lihat al-Kaba’ir hal. 19).


[3] Melalaikan shalat menyebabkan turunnya azab
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. al-Ma’un : 4-5). Sa’ad bin abi Waqqash radhiyallahu’anhu mengatakan, “bahwa lalai dari shalat artinya mengakhirkan shalat dari waktu yang semestinya”. Allah menyebut mereka mushallun/orang yang shalat akan tetapi karena mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktunya maka Allah mengancam mereka dengan wail yang artinya azab yang sangat keras. Ada yang berpendapat bahwa wail adalah nama sebuah lembah di dalam neraka Jahannam, yang seandainya gunung-gunung yang ada di dunia diperjalankan di dalamnya niscaya akan mencair/leleh karena panasnya yang sangat membakar. Itulah tempat bagi orang yang meremehkan shalat dan mengakhirkannya dari waktunya, kecuali apabila dia telah bertaubat kepada Allah Ta’ala dan menyesali perbuatannya tersebut (lihat al-Kaba’ir hal. 19).


[4] Shalat adalah amal pertama yang dihisab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka sungguh dia telah berbahagia dan selamat. Dan apabila jelek shalatnya maka dia telah binasa dan merugi” (HR. Baihaqi, dishahihkan al Albani dalam ash-Shahihah no. 1358 dengan banyak jalan dan penguat-penguatnya, lihat al-Kaba’ir hal 20).


[5] Menjaga shalat mendatangkan keselamatan di akhirat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa memelihara dan menjaganya (shalat) maka ia akan menjadi cahaya, keterangan dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaganya maka dia tidak mempunyai cahaya, keterangan dan keselamatan pada hari kiamat. Pada hari kiamat itu dia akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Qarun, Haman dan Ubay bin Khalaf” (HR. Ahmad dll. Sanadnya shahih. Lihat al-Kaba’ir tahqiq Hilmi bin Ismail ar-Rasyidi hal. 21). Sebagian ulama rahimahumullah mengatakan : Orang yang meninggalkan shalat itu dikumpulkan bersama empat orang itu karena dia disibukkan dengan harta, kekuasaan, urusan kementrian/kepegawaian atau perdagangan sehingga tidak menjaga shalat. Apabila dia disibukkan oleh harta maka dia dikumpulkan bersama Qarun. Apabila dia disibukkan oleh kekuasaan maka dia dikumpulkan bersama Fir’aun. Apabila dia disibukkan oleh urusan kementrian/kepegawaian maka dia dikumpulkan bersama Haman. Apabila dia disibukkan oleh perdagangan maka dia dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf; seorang pedagang kafir di kota Mekkah (lihat al-Kaba’ir hal. 21).


[6] Shalat mencegah fahsya’ dan munkar
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbutan keji/fahsya’ dan mungkar…” (QS. al-’Ankabut : 45). Shalat dapat menghalangi pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar yaitu apabila seorang hamba senantiasa menegakkan shalat, menyempurnakan rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan khusyu’ di dalamnya. Maka dengan itu hatinya akan bersinar dan menjadi bersih dan keimanannya pun meningkat. Dan keinginannya untuk berbuat baik menjadi kuat. Sedangkan keinginannya untuk berbuat jelek menjadi berkurang atau hilang. Dengan senantiasa mengerjakan shalat dalam kondisi seperti ini niscaya bisa mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar. Inilah salah satu tujuan dan hasil terbesar yang terdapat di dalam ibadah shalat. Bahkan ada tujuan yang lebih besar daripada itu yaitu dzikrullah/mengingat Allah dengan hati, lisan dan anggota badan (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 632).


[7] Nabi diangkat ke langit untuk menerima perintah shalat
Peristiwa itu dikenal dengan Isra’ dan Mi’raj. Imam Bukhari membawakan kisahnya di dalam kitab Shahihnya no hadits. 349. Di dalam hadits yang panjang, di antaranya dikisahkan bahwa pada awalnya shalat diwajibkan sebanyak 50 kali. Kemudian setiap kali bertemu Musa ‘alaihi salam beliau disarankan untuk meminta keringanan karena perintah tersebut tidak akan mampu dilaksanakan oleh umatnya. Hal itu membuat Nabi bolak-balik, sampai akhirnya kewajiban itu dikurangi menjadi lima kali shalat. Dan Allah Ta’ala menyatakan, “Lima kali shalat ini senilai dengan lima puluh kali shalat, Ketetapan di sisi-Ku tidak akan berubah lagi” (lihat Fath al-Bari, I/541).


[8] Mendirikan shalat ciri orang bertakwa
Allah Ta’ala menjelaskan sifat-sifat orang bertakwa di antaranya, “Yaitu orang-orang yang beriman dengan hal ghaib dan mendirikan shalat..” (QS. al Baqarah : 3). Di dalam ayat ini Allah tidak mengatakan “yang melakukan atau mengerjakan shalat” (tetapi mendirikan) karena melakukan shalat secara fisik saja tidaklah cukup. Yang dimaksud mendirikan shalat adalah : menegakkannya secara fisik dengan cara menyempurnakan rukun-rukunnya, wajib-wajibnya dan syarat-syaratnya dan juga meliputi menegakkan shalat secara batin yaitu dengan menghadirkan ruh di dalamnya, berupa konsentrasi hati di dalam shalat serta merenungkan apa yang dibaca dan apa yang dilakukan. Inilah shalat yang bisa menghalangi pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar. (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 41). Takwa adalah menjaga diri dari murka Allah yaitu dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Karena shalat adalah salah satu perintah Allah maka orang yang mengerjakannya memiliki salah satu ciri orang yang bertakwa, wallahu a’lam.

Jumat, 02 Maret 2012

..... puisi baru kuu .....









PUISI MAAF UNTUK SAHABAT

Sahabat , wahai sahabatku
kau sangat ramah dan tamah 
kau yang penuh kesopanan
kaulah segalanya bagiku

maaf, wahai sahabatku
aku tak hiraukan saat kau ucapkan kata cinta 
bukan karena ku tak hargai
tapi karena aku telah termiliki

sahabat, wahai sahabatku 
janganlah kau merasa kecewa
jangan pula kau putus asa 
karena jalan kita harus berbeda

yakinlah wahai sahabatku
kau akan dapatkan yang lebih baik dan sempurna dari diriku
yang lebih tulus mencintaimu
dari pada aku yang kau cinta


                                                                karya : rina chabiey






AL-QUR'AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya kejalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang  terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka kejalan yang lurus.
(Q.S. Al-Maa’idah [5]: 16). 
    Alkisah, terdapatlah seorang pengembara yang terbangun dari keadaan tidak sadar dan mendapati dirinya di tengah hutan. Dia tidak tahu di mana ia berada, dari mana dia berasal, siapa dia, dan untuk apa dia ada di hutan itu. Yang dia tahu adalah bahwa dia berada di sebuah hutan belantara, dikelilingi belukar lebat, pepohonan, binatang liar, dan tanpa ada seorang manusiapun untuk tempat bertanya. Di sekitar tempat dirinya terbangun, tidak dia menemukan apapun yang bisa mengingatkan dirinya akan asal-usulnya, dan kenapa dia ada ditempat itu.
    Seiring waktu berjalan, dia mencapai titik lelah untuk mencari siapa dirinya, dan kenapa dia berada di tempat itu. Akhirnya, yang lakukan dia dalam keseharian hanyalah bertahan hidup, tanpa tujuan dan arah yang pasti. Hingga suatu ketika datang seseorang yang mengaku sebagai utusan maha raja, yang menerangkan jati dirinya melalui sebuah surat dari sang raja, bahwa dia adalah seorang pangeran, yang berada dari suatu negeri, diutus ke tempat ini untuk mencari harta karun. Buktinya adalah secarik kertas kecil yang diselipkan di bajunya, berisi catatan tentang siapa dia dan misi apa yang dia bawa di hutan.
    Cerita pengembara di atas, jika dianalogikan atau diandaikan dengan kehidupan kita sebagai manusia ibarat ‘pengembara’ yang hidup di ‘hutan’ dunia. Seandainya saja tidak ada ‘utusan’ yang membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan dalam mengarungi hidup ini. Sebgaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum materialis, atheis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka bersyukurlah kita yang mendapatkan petunjuk dari utusan Allah yaitu Muhammad SAW, yang menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan, dan menerangkan hakikat penciptaan kita di dunia. Bersama Beliau, diturunkanlah Alqur’an sebagai pedoman hidup

Template by:

Free Blog Templates